Pada
waktu saya kerja praktek semasa kuliah di PT Indonesia Power UBP Semarang.
Selama hampir satu bulan saya setiap hari mengunjungi dan mempelajari tentang
sistem kontrol atau sistem pengendalian terhadap alat-alat yang ada di PT
Indonesia Power. Ada sebuah sistem yang mampu mengendalikan dan mengontrol
kerja alat di lapangan tanpa kita harus stand by terus menerus menunggui alat
tersebut dilapangan. Kita bisa memantaunya lewat komputer yang terintegrasi
dengan kerja alat di lapangan. Dimana komputer tersebut bertindak sebagai
monitor yang mengontrol kerja alat. Sistem yang diterapkan tersebut dikenal
dengan DCS (Distributed Control System).
Yuk
mengenal lebih lanjut apa itu DCS dan bagaimana pola kerja dari sistem DCS
tersebut sehingga dia bisa bertindak mengawasi sistem sebagai pengontrol.
DCS (Distributed Control System) sesuai dengan namanya adalah sebuah sistem pengendalian yang bekerja menggunakan beberapa controller dan mengkoordinasikan kerja semua controller tersebut. Masing- masing controller tersebut menangani sebuah plant yang terpisah. Controller yang dimaksud tersebut adalah PLC. PLC (Programmable Logic Control) merupakan sebuah controller yang dapat diprogram kembali. Jika PLC hanya berdiri sendiri dan tidak digabungkan dengan PLC yang lain, sistem pengendaliannya dinamakan DDC (Direct Digital Control). Jadi PLC adalah subsistem dari sebuah sistem besar yang dinamakan DCS.
DCS, sistem pengendali yang terdistribusi
penekannya ada pada D-nya, Distribusi, yaitu distribusi tiga hal : Distribusi
Resiko kegagalan, Distribusi lokasi dan Distribusi Pengendalian dan Man
Power. (Bolton,
2004)
DCS ini memiliki prinsip kerja seperti
LAN (Local Area Network) yang
dipakai untuk merujuk pada sebuah jaringan komunikasi yang dirancang untuk
menghubungkan komputer- komputer dengan perangkat peripheral yang berada
didalam suatu gedung atau lokasi yang sama.
Gb 1. Gambaran umum sistem DCS
Pada
gambar 1 terlihat bahwa gambaran umum sistem DCS terdiri dari :
1.
I/O
(Input/Output) analog/digital
2.
Ruang
Controller
3.
HMI
(Human Machine Interface)
I/O
(Input/Output) analog/digital
Terlihat pada gambar bahwa sistem I/O
biasanya menunjukkan proses kerja alat-alat yang ada dilapangan yang dibaca
oleh sistem kontrol seperti PLC. Sistem
kerja I/O pada PLC sebagai berikut :
Gb 2. Sebuah pengontrol logika yang terpogram ( Bolton, 2004) |
INPUT
Perangkat input merupakan perangkat
masukan yang menuju PLC. Perangkat input
mencakup perangkat-prangkat digital dan analog. Perangkat input ini dihasilkan
dari sensor-sensor yang menghasilkan output, kemudian dihubungkan dengan mudah
ke port-port input PLC. Sensor-sensor ini bekerja dengan mengkonversi besaran
fisis menjadi besaran listrik, besaran fisis tersebut merupakan besaran yang
akan dilakukan pengendalian pada proses untuk dibandingkan dengan set point
yang diprogramkan pada PLC. Beberapa macam sensor antara lain saklar-saklar
mekanis, saklar-saklar jarak, sensor-sensor dan saklar-saklar fotoelektris, encoder, sensor-sensor suhu, sensor-sensor perpindahan atau posisi,
pengukuran regangan, detector ketinggian cairan, pengukur aliran cairan, dan
banyak sensor-sensor lainnya.
Sinyal input hasil konversi besaran dari
sensor-sensor tersebut dapat berwujud analog, diskrit dan digital. Karena PCU
harus mendapatkan input secara sinyal-sinyal digital dengan magnitudo tertentu,
umumnya 0 hingga 5 volt. Untuk sinyal analog supaya mampu dibaca oleh PCU maka
sinyal analog tersebut harus dikonversikan terlebih dahulu menjadi sinyal
digital dengan menggunakan ADC (Analog
Digital Converter).
Ketika menyambungkan sensor-sensor
kesebuah unit input, kecermatan harus diutamakan demi memastikan agar
level-level tegangan antara kedua piranti tersebut saling bersesuaian, maka
dilakukan pengkondisian sinyal. Proses standar yang digunakan adalah dengan
mengkonversikan sinyal-sinyal analog menjadi kisaran yang
berada pada 4 hingga 20 mA dan dengan
jalan melewatkan pada sebuah tahanan sebesar 250 Ω untuk menghasilkan sinyal 1
hingga 5 volt. (Bolton, 2004)
PLC
Gb 3. PLC |
PLC disini adalah PCU yang sistemnya memiliki lima komponen dasar. Komponen-komponen ini adalah unit prosesor, memori, unit catu daya, bagian antarmuka, input/output, dan perangkat pemrograman.
1. Unit
prosesor atau process control unit (PCU), adalah sebuah unit yang berisi
mikroprosesor yang menginterpretasikan sinyal-sinyal input dan melaksanakan
tindakan-tindakan pengendalian, sesuai dengan program yang tersimpan di dalam
memori, lalu mengkomunikasikan keputusan-keputusan yang diambilnya sebagai sinyal-sinyal
kendali ke antar muka output.
2. Unit
catu daya diperlukan untukmengkonversikan tegangan a.c sumber menuju tegangan
rendah d.c (5 V) yang dibutuhkan oleh prosesor dan rangkaian-rangkaian di dalam
modul-modul antarmuka input dan output.
3. Perangkat pemrograman dipergunaakan untuk memasukkan
program yang dibutuhkan ke dalam memori. Program tersebut dibuat dengan
menggunakan perangkat ini dan kemudian dipindahkan ke dalam unit memori
PLC. Pada DCS Bailey ini pemrograman
dilakukan baik itu ditambah atau dikurangi
lewat EWS, dimana program PLC nya merupakan program PLC Bailey yang sudah
dikodekan sendiri oleh perusahaan Elsag Bailey.
4.
Unit memori adalah tempat di mana program yang digunakan
untuk melaksanakan tindakan-tindakan pengendalian oleh mikroprosesor disimpan.
5. Bagian input dan output adalah antarmuka di mana prosesor
menerima informasi dari dan mengkomunikasikan informasi kendali ke
perangkat-perangkat eksternal.
Program pengendali
sesungguhnya dilakukan di dalam komponen penyimpanan memori elektronis,
misalnya RAM dan EEPROM. Unit yang memproses membaca/mengamati data dari modul
input dan output dan menyimpan kondisinya pada memori. Kemudian unit prosesor
membaca/mengamati program pemakai yang disimpan pada memori, dan membuat
keputusan yang menyebabkan output yang berubah. (Bolton, 2004)
OUTPUT
Setelah program
dijalankan di PCU maka hasil pembandingan antara set point yang sudah dimasukkan ke program dengan variabel yang
terukur menghasilkan output yang
sesuai dengan set point yang
ditentukan, inilah yang dinamakan bagian output
PLC. Output merupakan hasil keluaran
program yang telah berhasil melakukan eksekusi pengendalian. Port-port output sebuah PLC dapat berupa
tipe relay atau tipe isolator-optik
dengan transistor atau tipe triac, bergantung pada perangkat yang tersambung
padanya, yang akan dikendalikan. Secara umum, sinyal digital dari salah satu
kanal output sebuah PLC digunakan untuk mengendalikan sebuah actuator yang pada
giliranyya mengendalikan suatu proses. Istilah actuator, digunakan untuk perangkat yang mengubah sinyal listrik
menjadi gerakan-gerakan mekanis yang kemudian digunakan untuk mengendalikan
proses. Beberapa contoh output adalah : kontraktor, katup-katup kontrol
direksional, motor, motor langkah, dan lainnya. (Bolton, 2004)
Ruang
Controller dan Human Machine Interface
Ruang control dan Human Machine Interface
biasanya tergabung dalam satau ruangan sistem control yang terdiri atas Process
Control Unit (PCU), Engineering Work Station (EWS) dan Operator Interface
Station (OIS).
PCU merupakan PLC nya DCS. Algoritma-algoritma
diset di memori dari PCU modul kendali sebagai parameter untuk proses kendali.
Di PCU inilah program set point yang
akan dikerjakan dihubungkan terhadap parameter yang akan dikendalikan
berdasarkan pengendali yang digunakan diproses pada bagian PCU ini, yang kemudian setelah data pengendalian
mendekati set point digunakan untuk mengendalikan final pengendali (contoh : control valve) yang data pada PCU ini
dibawa ke komunikasi highway pada sistem INFI 90 Open.
PCU yang
merupakan gabungan dari PLC-PLC yang tersebar di node-node pada suatu perusahaan merupakan suatu bentuk khusus
pengendali berbasis mikroprosesor yang memanfaatkan memori yang dapat diprogram
untuk menyimpan instruksi-instruksi dan mengimplementasikan fungsi-fungsi
semacam logika, sequencing, pewaktuan
(timing), pencacahan (counting) dan aritmatika untuk
mengontrol mesin-mesin dan proses-proses. (General Electric Company, 1998)
OIS merupakan perangkat DCS yang
mempunyai fungsi utama sebagai display
(penampil) grafik berwarna dari hasil
pengendalian sistem yang dilakukan pada perusahaan (semacam LCD pada komputer).
Lewat OIS, operator dapat mengamati setiap detik perubahan, kondisi, kesalahan
yang terjadi di lapangan tanpa harus turun ke lapangan, karena lewat display
yang ditampilkan oleh OIS ini sudah mewakili semua yang dilapangan, dimana
semua data yang menajadi operasi operator bersifat on-line.
Dengan menggunakan prinsip sistem
interface, maka data-data dapat ditampilkan pada OIS ini. Dengan sistem
interface ini, secara otomatis akan mengoperasikan masukan. Komputer atau console melakukan proses monitoring dan
kendali dengan jalan mengkalkulasi dan memprogramnya kemudian diinterfacekan
pada unit interface. Unit interface juga akan memberikaan akuisisi data ke
komputer utama atau console. Console tersebut dapat mendownload
informasi database selama masih
menjalankan operasi milik unit interface.
Display yang ditampilkan pada OIS ini
memiliki 64 warna. Lewat display ini jika ditemukan adanya
kondisi abnormal dari suatu sistem, maka alarm yang terhubung dengan OIS ini
akan berbunyi yang berarti memberikan tanda adanya kondisi yang tidak umum
sedang terjadi sehingga kondisi abnormal tersebut dapat langsung teramati oleh
operator dan dilakukan penanggulangan secepat mungkin. Berikut contoh gambar
OIS.
Engineering
Work Station (EWS)
merupakan salah satu perangkat DCS Bailey yang berfungsi mendukung manajemen data base dan display untuk console, dimana semua informasi di OIS (Operator Interface Station) dapat
diakses oleh EWS. EWS identik dengan sebuah PC yang ditempatkan terpisah dari control room. EWS juga berguna untuk
mengubah nilai set point pada pengendalian yang diinginkan, melakukan perubahan
pemrograman yang diperlukan pada sistem, menambahkan peralatan dan alat bantu
keteknikan yang digunakan.
nice info....thanks....for your share knowledges
BalasHapus