Era modernisasi ikut berimbas
terhadap modernisasi alat baik di industri kecil maupun di industri besar.
Peralatan di sebuah industri yang dulunya digerakkan manual oleh manusia kini
mulai terotomatisasi yakni dikendalikan secara otomatis oleh mesin itu sendiri.
Proses otomatisasi mesin dikenal dengan istilah sistem kontrol atau ada juga
yang menyebut sistem pengendalian. Pentinganya mempelajari sistem pengendalian
ini erat kaitannya dengan mengefisiensikan dan mengoptimalkan kerja mesin agar
mampu kita atur sesuai dengan apa yang kita harapkan
Secara teori apa perbedaan
antara sistem pengendalian manual dengan sistem pengendalian otomatis?
Sistem adalah kombinasi dari beberapa komponen yang bekerja bersama- sama dan melakukan suatu sasaran tertentu, sedangkan pengendalian diartikan sebagai mengekang dan menguasai. Jadi sistem pengendali proses adalah sistem pengendalian suatu parameter dari berbagai macam proses.
Sistem pengendalian proses terbagi
menjadi dua yaitu sistem pengendalian manual dan sistem pengendalian otomatis.
1. Sistem Pengendalian Manual adalah sistem
pengendalian dengan subyek adalah makhluk hidup, contoh oleh manusia. Biasanya
sistem ini dipakai pada beberapa proses-proses yang tidak banyak mengalami
perubahan beban ( load ) atau
pada proses yang tidak kritis.
2. Sistem Pengendalian Otomatis adalah
sistem pengendalian dimana subyek digantikan oleh suatu alat yang disebut
controller. Dimana tugas untuk membuka dan menutup valve tidak lagi
dikerjakan oleh operator, tetapi atas perintah controller. (Gunterus, 1994)
Gb. 2. Sistem Pengendalian otomatis |
Gb.1. Sistem pengendalian manual |
Dari
gambar diatas terlihat bahwa contoh sistem pengendalian manual salah satunya
adalah proses merebus botol dengan panci panas yang dikasih air. Proses merebus botol ini biasanya dilakukan
oleh ibu-ibu untuk mensterilkan botol. Biasanya proses perebusan dimulai dengan
memanaskan air sampa mendidih, kemusian botol2 dimasukkan ke panci sampai
sekitar 5- 10 menit, setelah selesai maka kita harus mematikan kompor gas
secara manual. Sedangkan gambar 2 menunjukkan contoh sistem pengendalian
otomatis pada proses sterilisasi botol. Gambar 2 menunjukkan proses sterilisasi
botol dilakukan dengan alat sterilizer, dimana kita tinggal memasukkan botol ke
alat kemudian kita putar atau tekan sistem kontrol temperatur pada alat tersebut
dan jika proses sterilisasi sudah selesai maka alat akan otomatis mati sendiri,
sehingga tidak perlu ditunggu dan dimatikan secara manual.
Nah dua
kasus tersebut merupakan salah satu contoh dari perbedaan sistem pengendalian
manual dan sistem pengendalian otomatis. Dimana perbedaannya terdapat pada
adanya suatu alat kontrol yang menggantikan kerja subjek manusia. Jika pada
kasus ini maka alat kontrol pada alat sterilisasi adalah alat kontrol temperatur.
Bagaimana
proses kerja sistem pengendalian otomatis secara fisika dan elektronika?
Semua analisa
sistem pengendalian selalu dimulai dengan menampilkan diagram kotak sistem.
Didalam diagram kotak sistem pengendalian otomatis, akan selalu ada
komponen-komponen pokok seperti elemen proses, elemen pengukuran (sensing
element dan transmitter) , elemen controller (control unit),
dan final control element (atau control valve).
Diagram kotak sistem pengendalian otomatis adalah sebagai
berikut :
Gambar 3. Diagram kotak sistem pengendalian otomatis (Gunterus, 1994) |
Pada gambar 3,
bagian controller mempunyai summing
junction dengan tanda positif-negatif (+/-). Di titik inilah
langkah membandingkan dilakukan mengurangi besaran set point dengan sinyal measurement
variable. Hasilnya adalah sinyal yang disebut error.
Untuk tanda (-) pada summing junction sistem pengendalian otomatis disebut sistem negative feedback., jika
tanda pada summing junction (+) maka sistem pengendalian otomatis
disebut positif feedback
Beberapa keterangan mengenai elemen-elemen sistem
pengendalian otomatis dari diagram kotak pada gambar 1.1 sebagai berikut :
Proses (Process) adalah tatanan
peralatan yang mempunyai suatu fungsi tertentu. Input proses dapat bermacam-
macam, yang pasti merupakan besaran yang dimanipulasi oleh final control
element atau control valve agar variabel yang dimaksud sama dengan set point. Input
proses ini juga disebut variabel yang
dimanipulasi.
Variabel yang dimanipulasi adalah input dari
suatu proses yang dapat dimanipulasi atau diubah-ubah besarnya agar process
variable atau variabel yang
dikendalikan besarnya sama dengan set point.
Gangguan adalah besaran lain, selain variabel yang dimanipulasi, yang
dapat menyebabkan berubahnya variabel
yang dikendalikan. Besaran ini lazim disebut load.
Elemen
Pengukur adalah bagian
paling ujung suatu sistem pengukuran (measuring system). Contoh elemen pengukur yang banyak dipakai
misalnya termocouple atau oriface plate. Bagian ini juga biasa
disebut sensor atau primary element.
Transmitter
adalah alat yang
berfungsi untuk membaca sinyal sensing element, dan mengubahnya menjadi sinyal
yang dapat dimengerti oleh controller.
Transducer adalah unit pengalih sinyal. Kata transmitter,
seringkali dirancukan dengan kata transduser. Keduanya memang mempunyai
fungsi yang serupa, walaupun tidak sama benar. Transducer lebih bersifat
umum, sedangkan transmitter lebih khusus pada pemakaian dalam sistem
pengukuran.
Variabel yang dimaksud atau measured
variable adalah sinyal yang keluar dari transmitter. Besaran ini
merupakan cerminan besarnya sinyal sistem pengukuran.
Set Point adalah besar process variable
yang dikehendaki. Sebuah kendali akan
selalu berusaha menyamakan variabel
yang dikendalikan dengan set point.
Error adalah selisih antara set point
dikurangivariabel yang dimaksud.
Error bisa negatif, bisa juga positif. Sebaliknya, bila set point
lebih kecil dari variabel yang dimaksud,
error menjadi negatif.
Controller adalah elemen yang mengerjakan tiga dari
empat tahap langkah pengendalian yang membandingkan set point dengan measurement
variable, menghitung berapa banyak koreksi yang perlu dilakukan, dan
mengeluarkan sinyal koreksi sesuai dengan hasil perhitungan tadi. Controller
sepenuhnya menggantikan peran manual dalam mengendalikan sebuah proses. Controller
merupakan alat pengendali.
Unit
Pengendali adalah bagian
dari controller yang menghitung besarnya koreksi yang diperlukan. Input control
unit adalah error, dan outputnya adalah sinyal yang keluar dari controller (manipulated variable).
Unit Pengendali memiliki fungsi transfer yang tergantung pada
jenis controller. Output unit pengendali adalah hasil penyelesaian
matematik fungsi transfer dengan
memasukkan nilai error sebagai input.
Final
control element, seperti
tercermin dari namanya, adalah bagian akhir dari instrumentasi sistem
pengendalian. Bagian ini berfungsi untuk mengubah measurement variable
dengan cara memanipulasi besarnya manipulated variable, berdasarkan
perintah controller.
Jika diagram
sistem pengendalian ini dikaitkan dengan proses sterilisasi dengan alat
sterilizer, maka pada saat kita memasukkan botol kealat dan memutar atau
menekan tombol kontrol temperatur dan waktu sterilisasi, maka disini kita
melakukan proses setting point pada sistem pengendalian otomatis. Setting point
yang kita masukkan ini akan di baca oleh elemen pengukur (sensor
suhu/termokopel misalnya) dan dibaca oleh transmitter. Dari transmitter inilah
setting point yang kita masukkan dalam hal ini misalkan suhu temperatur dan
waktu sterilisasi akan diubah menjadi sinyal listrik dan dikendalikan oleh
sistem kontrol pada alat. Jika proses sterilisasi sudah memenuhi suhu dan waktu
proses untuk mensterilkan, maka alat kontrol akan memaksa kerja alat
sterilisasi berhenti secara otomatis. Nah mudah bukan memahami sistem
pengendalian otomatis secara logika….^_^
mantab
BalasHapussipp.....
BalasHapusmakasih ilmunya, itu semua dasarnya dari sumber buku gunterus ya ?
BalasHapusmakasih ilmunya, kalo boleh tau sumbernya darimana ya ?
BalasHapusMBK..ANDIS'SUMBERNYA DARI SAYA,HEE
BalasHapusmakasih kak sangat menambah wawasan sekali
BalasHapusresep mie laksa singapura
bk8 bk8 카지노 카지노 카지노 가입 쿠폰 카지노 가입 쿠폰 gioco digitale gioco digitale カジノ シークレット カジノ シークレット bet365 bet365 291
BalasHapus